FILSAFAT
A.
PENGERTIAN
FILSAFAT
Pengetahuandirnulai dengan rasa ingin tahu, kepastian
dimulai den gan rasa ragu-ragu danfilsafat dimulai dengan kedua-duanya.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apayang telah kita tahu dan apa yang kita
belum tahu. Berfilsafat berarti berendahhati bahwa tidak sem uanya akan pernah
kita ketahui dalani kesemestaan yangseakan tak terbatas ml. Demikian juga
berfilsafat berartj mengoreksi din,semacam keberanian untuk berterus teang,
seberapa jauh sebenarnya kebenaranyang dicari telah kita jangkau. (Soemantri:
2013)
Pengertian
filsafat secara etimologi yaitu dalam
bahasa Inggris
Philosophy dan dalam bahasa Arab falsafah, yang keduanya berasal dari bahasa Yunani yakni,Philosophia. Philosophia terdiri atas dua suku kata yakni philein dan Shopia: philein berate cinta (love) dan Sophia berati kebijaksanaan (wisdom). Sehingga secara etimologi filsafat berati cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Orang yang senang dengan filsafat dan membidangi filsafat atau ahli filsafat atau filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.(Tim pengajar :2010)
Philosophy dan dalam bahasa Arab falsafah, yang keduanya berasal dari bahasa Yunani yakni,Philosophia. Philosophia terdiri atas dua suku kata yakni philein dan Shopia: philein berate cinta (love) dan Sophia berati kebijaksanaan (wisdom). Sehingga secara etimologi filsafat berati cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Orang yang senang dengan filsafat dan membidangi filsafat atau ahli filsafat atau filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.(Tim pengajar :2010)
Secara
hakikatnya filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang mengenai
kehidupan yang dicita-citakan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar serta
dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam sehungga ingin melihat
dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.(Sody:2012)
B.
FILSAFAT ILMU
PENGETAHUAN
Secara pendekatan sitematika, hakikat ilmu
masuk dalam bahasan Epistimologi, yaitu satu cabang dalam filsafat yang
mengkaji hakikat ilmu pengetahuan dari empat segi, sumber
pengetahuan, batas pengetahuan, struktur pengetahuan dan keabsahan pengetahuan.
Atau dengan kata lain, epistimologi adalah cabang filsafat yang menjelaskan
cara bagaimana menyusun pengetahuan yang benar. Beberapah tokoh filsafat mendasari bahwa pengetahuan yang benar
haruslah diperoleh lewat cara atau metode yang benar atau disebut dengan metode
ilmiah.
Pada dasarnya manusia menggunakan dua cara
dalam memperoleh pengetahuan yang benar, pertama melalui rasio dan kedua
melalui pengalaman. Paham yang pertama disebut sebagai rasionalisme sedangkan
paham yang kedua disebut dengan empirisme.
Rasionalisme adalah
sebuah paham yang menekankan pikiran sebagai sumber utama pengetahuan dan
pemegang otoritas terakhir bagi penentu kebenaran. Adapun cara kerja rasio
adalah melalui berfikir deduktif, manusia awalnya mengetahui segala sesatu itu
bersifat apriori, yang prinsip-prinsipnya sudah ada sebelum manusia
berusaha memikirkannya, karenanya bukanlah ciptaan pikiran
manusia. Sedangkan indrawi selalu dicurigai karena selalu berubah-ubah
tidak dapat menjadi landasan yang kokoh bagi ilmu pengetahuan.
Sedangkan rasionalisme
dapat menyimpulkan bermacam-macam pengetahuan dari satu objek dan sulit untuk
mendapat konsensus kebenaran dari semua pihak, dalam hal ini Jujun S
Suriasumantri menyebut bahwa rasionalisme cenderung bersifat
solipsistik dan subyektif. Adapun metode yang digunakan adalah pengamatan induktif. (Arul:
2012)
SCIENCE / ILMU PENGETAHUAN
‘Science’ merupakan
bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan ilmiah, dan
berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari sistem-sistem
serta penjelasan tentang pola-laku sistem-sistem tersebut. Sistem yang dimaksud
dapat berupa sistem alami, maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran
manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang
diinstitusionalisasikan.
Pergerakan yang
dialami oleh pengetahuan sederhana menuju pada pembenaran ilmu pengetahuan
sehingga menjadi ilmu pengetahuan diperlukan sebuah landasan dan proses
sehingga ilmu pengetahuan (science atau sains) dapat dibangun. Landasan
dan proses pembangunan ilmu pengetahuan itu merupakan sebuah penilaian
(judgement) yang dilibatkan pada proses pembangunan ilmu pengetahuan.
Dalam pembangungan
ilmu pengetahuan juga diperlukan beberapa tiang penyangga agar ilmu pengetahuan
dapat menjadi sebuah paham yang mengandung makna universalitas. Beberapa tiang
penyangga dalam pembangunan ilmu pengetahuan itu sebenarnya berupa penilaian
yang terdiri dari ontologi, epistemologi dan aksiologi. Perlunya penilaian
dalam pembangunan ilmu pengetahuan alasannya adalah agar pembenaran yang
dilakukan terhadap ilmu pengetahuan dapat diterima sebagai pembenaran secara
umum.
Sampai sejauh ini,
didunia akademik anutan pembenaran ilmu pengetahuan dilandaskan pada proses
berpikir secara ilmiah. Oleh karena itu, proses berpikir di dunia ilmiah
mempunyai cara-cara tersendiri sehingga dapat dijadikan pembeda dengan proses
berpikir yang ada diluar dunia ilmiah. Dengan alasan itu berpikir ilmiah dalam
ilmu pengetahuan harus mengikuti cara filsafat pengetahuan atau epistemologi,
sementara dalam epistemologi dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan
memperoleh pengetahuan secara ilmiah disebut filsafat
ilmu.
C. PENGETAHUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Daring, pengetahuan berarti
segala sesuatu yang diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Adapun pengetahuan menurut
beberapa ahli adalah:
- Menurut
Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas
rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan
indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.
- Menurut
Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang
telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali
sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi
apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
- Menurut
Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telingan.
Dari beberapa pengertian pengetahuan di atas
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui
yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu.
Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar,
merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak.
Partanto Pius dalam kamus bahasa indonesia (2001) pengetahuan dikaitkan dengan
segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses belajar.(Sabila: 2010)
D.
SAINS
BIOLOGI
Sains menyelidiki gaya-gaya yang mempengaruhi Bumi
dan penghuninya. Lewat pengamatan dan percobaan, para ilmuan berusaha
memecahkan teka-teki yang sulit dan menyembunyikan sebab-sebab peristiwa yang
membentuk dunia. Hasil sains modern telah merubah dunia secara nyata dengan
penemuan baru dan penting dalam bidang seperti komunikasi, transportasi, pertanian
dan kedokteran.
Biologi sendiri
adalah sains yang mempelajari kehidupan dan mahluk hidup, termasuk hukum yang
mengatur peristiwa kehidupan. Setiap tipe kehidupan dari partikel hidup mikroskopis terkecil
hingga spesies tanaman dan hewan terbesar dan paling mengagumkan termasuk
bidang studi biologi. Studi biologi mencakup semua yang dikenal tentang
tanaman, hewan, mikroba atau mahluk hidup lain di masa lalu ataupun masa kini. Seperti
di definisikan di atas, biologi adalah
sains kehidupan dan mahluk hidup.
E. AGAMA
Agama
merupakan suatu lembaga penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk
itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik
persamaannya dan titik perbedaannya. Manusia
memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya
menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu
yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang
luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri.
Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Samadan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti
Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan
ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
menghambakan diri, yaitu menerima segala
kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan dan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang
diyakini berasal dari Tuhan
Dengan demikian
dikatakan, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam
pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau
ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut
agama. Lebih luasnya lagi, Agama juga bisa
diartikan sebagai jalan hidup.
Yakni bahwa seluruh aktifitas lahir dan batin pemeluknya itu diatur oleh agama
yang dianutnya. Bagaimana kita makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita
beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan/tata cara agama.
Keyakinan berbeda dengan pengetahuan
meskipun erat hubungannya. Keduanya sama-sama merupakan sikap mental seseorang
dalam objek tertentu tentang suatu hal yang disadarinya. Keyakinan itu mungkin
saja bisa salah namun mutlak dan sah diyakini. Sedangkan pengetahuan merupakan
suatu hal yang pasti dan mutlak benar. Suatu pengetahuan tidak mungkin salah
karena jika ditemukan kesalahan atau kekeliruan dalam pengetahuan maka hal itu
sudah tidak lagi disebut pengetahuan.
Suatu yang perlu kita singgung
terkait pengetahuan dan juga keyakinan adalah skeptisisme. Kita tidak tahu
bagaimana kita bisa tahu, itulah inti pokok dari skeptisisme yang selalu
meragukan akan segala pengetahuan tentang sesuatu. Sikap dasar skeptisisme
adalah bahwa kita tidak pernah tahu tentang apapun, mustahil manusia mencapai
pengetahuan tentang sesuatu. Skeptisisme meragukan kemampuan manusia mengetahui
sesuatu karena tidak ada bukti yang menyatakan manusai benar-benar tahu tentang
sesuatu.
Kaum sofis meragukan pengetahuan
akan alam karena menurut mereka manusia adalah ukuran dari segalanya. Mereka
mengatakan suatu hal itu ada jika mereka telah menyaksikan secara jelas
keberadaan sesuatu itu.apa yang dianggap pengetahuan sesungguhnya hanyalah
konstruksi manusia sehingga segala yang riil mengenai manusialah yang mereka
percayai keberadaannya. Bagaimana mengetahui bahwa suatu hal itu benar,
bagaimana pula mengetahui kebenaran itu benar dan sudah pasti kebenarannya,
menurut paham skeptisisme kita sulit memberikan bukti kebenaran apa apa yang
diklain oleh pengetahuan karena sulit memberikan bukti riilnya. Sesungguhnya
kita tidak tahu, maka tidak ada yang tahu mengenai dunia sekitar. Singkatnya
tidak ada pengetahuan.
Dengan sikap meragukan ini kita akan
mencapai tingkat kebenaran yang kebih benar dan tentunya akan mengalahkan
anggapan bahwa manusia mustahil mencapai tingkat kebenaran pengetahuan yang
benar. Sesuatu dikatakan benar jika sesuai dengan kenyataan dan ada bukti yang
mempertahankannya, sebaliknya sesuatu dikatakan salah jika tidak sesuai dengan
kenyataan. Benar dan salah hanyalah proporsi menilai pengetahuan kita. Tetapi
tidak berarti bahwa karena proporsi itu salah maka pengetahuan manusia adalah
hal yang mustahil.(Hasan:2012)
RANGKUMAN
Persamaan dan
Perbedaan
Filsafat adalah
pandangan hidup seseorang untuk mencapai cita-cita yang merupakan dasar suatu
kehidupan untuk yang dilakukan dengan sadar
dan dewasa dalam memikirkan suatu permasalahan dengan pandangan luas
maupun secara menyeluruh. Filsafat ilmu pengetahuan adalah cabang dari filsafat
yang berfungsi untuk mengkaji, memahami metode atau keabsahan ilmu pengetahuan
tersebut yang dilakukan dengan menganalisis konsep-konsep, dan teori-teori yang
ada pada ilmu pengetahuan. Sedangkan pengatahuan adalah persepsi atau informasi yang memberikan gambaran yang perlu
dicari kebenarannya.
Filsafat, ilmu
pengetahuan dan pengetahuan memiliki perbedaan yaitu filsafat mencari jawaban
atas pertanyaan yang dirumuskan, memandang segala sesuatu secara umum atau
keseluruhan, menilai objek yang diteliti dengan makna sreperti makna religi,
kesusilaan, dan keadilan. Filsafat bertugas mencari kebenaran-kebenaran yang
ada yang timul pada diri sendiri dan dilingkungan masyarakat. Pengetahuan
bersifat terbatas karena berdasarkan kemampuan yang ada pada siri seseorang
untuk mengetahui sesuatu hal. Objek penelitiannya pun terbatas, tidk menilai
objek dari suatu pandangan. Pengetahuan berguna untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan yang ada. Sedangkan ilmu pengetahuan menkaji atas pengetahua atau
informasi yang ada. Ilmu pengetahuan merupakan kajian tentang dunia
material.ilmu pengetahuan diperoleh dari sbuah penelitian yang sampai pada
kebenaran dan kesimpulan yang logis dan
empiris yang dapat diakui oleh orang banyak.
Sedangkan persamaan
dari filsafat, ilmu pengetahuan, dan pengetahuan adalah ketiganya sama-sama
mencari rumusan permasalahan untuk meneliti suatu objek dengan teliti,
membrikan hubungan dengan kejadian-kejadian yang dialamai oleh masyarakat.
Memebrikan sisntesis yaitu pandangan yang begandengan. Memiliki metode dan
system dalam menyelidiki objek. Memberikan penjelasan tentang
kenyataan-kenyataan yang timbul dari objek akan pengetahuan yang lebih
mendasar.
Sains sudah dapat
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena sains merupkan pengetahuan yanga
dapat diuji kebenarannya, dapat dipercaya, menjelaskan teori-teori dengan jelas
dan tepat. Sains penjelasan yang kuat dan menjelsanya lengkap. Begitu juga
dengan biologi yang merupakaan cabang dari ilmu pengetahuan. Biologi termasuk
ilmu pengetahuan yang bersifat empiris, yang dapat diteliti dengan panca indera
dan dapat dibuktikan dengan pengalaman-pengalaman.
Agama dengan filsafat
sama-sama mencari kebenaran. Akan tetapi filsafat dan pengethuan berasal dari
akal, budi, pikirn pendapat seseorang, bersifat empiris.perlu adanya
penelitian-penelitian oleh panca indra untuk membuktikan suatu dugaan atau
teori-teori yang muncul. Sedangkan agama berasal dari wahyu tuhan yang tidak
dibisa diragukan kebenaran karena agama bersifat mutlak, tetapi agama bersifat
positif dapat huga dibuktikan dengan riset atau eksperimen
DAFTAR PUSTAKA
Arul, S.,
(2012), Haikat Filsafat, Jakarta http://djauharul28.wordpress.com/2012/12/12/hakikat-ilmu-dan-fungsi-filsafat-ilmu-dalam-merealisasikan-masalah-pendidikan/
Hasan, M,. (2012) Hakikat filsafat,
Jakarta. http://muhammad-h-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71264-Tugas%20Kuliah-hakikat%20filsafat.html
Sabila,
F,. (2010) Persamaan dan Perbedaan Ilmu Filsafat, Jakarta. http://faesabila.blogspot.com/2010/11/persamaan-dan-perbedaan-ilmu-filsafat.html
Sodi., (2012), Hakikat Filsafat ,
Jakarta. http://www.sodiycxacun.web.id/2010/02/hakikat-filsafat.html
Soemantri,
J. (2013), Ringkasan Filsafat Ilmu, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta
Tim
Dosen, (2010). Filsafat Pendidikan, UNIMED, Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar