BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk tumbuh, setiap makhluk hidup baik tumbuhan maupun
hewan membutuhkan nutrisi dan kondisi yang sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya
tumbuhan akan selalu membutuhkan air, unsur hara dan sinar matahari untuk tetap
hidup dan berkembang.
Pada pertumbuhan tanaman, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dari luar tanaman itu disebut faktor eksternal, sedangkan
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dari tanaman itu sendiri disebut
faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman adalah hormon yang terdapat pada tanaman itu sendiri, seperti hormon
auksin (hormon yang merangsang pertumbuhan batang), hormon giberalin (hormon yang merangsang pertumbuhan tunas), asam abisat dan gas etilen. Selain itu, ketahanan terhadap iklim, tanah, dan biologis, laju fotosintetik, respirasi, pembagian hasil asimilasi dan N, klorofil, karotin, dan kandungan pigmen lainnya, tipe dan letak meristem, kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan, aktivitas enzim, pengaruh langsung gen (misalnya; heterosis, epestasis), diferensiasi. Sedang faktor eksternalnya adalah iklim, cahaya, temperatur, air, angin, dan gas (nitrogen, floro, cloro). Edafik (tanah); tekstur, struktur, bahan organik, kapasitas per basa, dan ketersediaan nutrien. Secara keseluruhan, 16 unsur diperlukan oleh tanaman, Biologis; gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nemetoda, macam-macam tipe herbivora dan moikroorganisme tanah seperti bakteri pemfiksasi dan bakteri denitrifikasi serta mikorhiza (asosiasi simbiotik antara jamur dengan akar tanaman), suhu lingkungan, kelembapan dan pemberian pupuk.
auksin (hormon yang merangsang pertumbuhan batang), hormon giberalin (hormon yang merangsang pertumbuhan tunas), asam abisat dan gas etilen. Selain itu, ketahanan terhadap iklim, tanah, dan biologis, laju fotosintetik, respirasi, pembagian hasil asimilasi dan N, klorofil, karotin, dan kandungan pigmen lainnya, tipe dan letak meristem, kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan, aktivitas enzim, pengaruh langsung gen (misalnya; heterosis, epestasis), diferensiasi. Sedang faktor eksternalnya adalah iklim, cahaya, temperatur, air, angin, dan gas (nitrogen, floro, cloro). Edafik (tanah); tekstur, struktur, bahan organik, kapasitas per basa, dan ketersediaan nutrien. Secara keseluruhan, 16 unsur diperlukan oleh tanaman, Biologis; gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nemetoda, macam-macam tipe herbivora dan moikroorganisme tanah seperti bakteri pemfiksasi dan bakteri denitrifikasi serta mikorhiza (asosiasi simbiotik antara jamur dengan akar tanaman), suhu lingkungan, kelembapan dan pemberian pupuk.
Dalam penelitian kecil kali ini, kami
memberikan air kelapa dan air vetsin sebagai pengganti pemberian pupuk.
Alasannya, di dalam vetsin, atau yang biasa kita kenal dengan MSG (Monosodium
Glutamat) terdapat kandungan kimia yang cukup penting bagi tumbuhan, yaitu
Natrium (Na). tanpa natrium, tanaman dalam pertumbuhannya tidak dapat
meningkatkan kandungan air pada jaringan daun. Sedangkan pada air kelapa,
terdapat golongan sitokinin alami. Sitokinin berperan
merangsang pembelahan sel, merangsang pembentukan tunas pada batang maupun pada
kalus, menghambat efek dominansi apikal
Maka dari itu, kami tertarik mengambil
judul “Pengaruh Pemberian Air Kelapa dan
Air Vetsin Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat”. Apakah pemberian
air kelapa dan air vetsin berpengaruh terhadap pertumbuhan Tanaman Kangkung
Darat ?
1.2. Identifikasi
1. Apa sajakah faktor-faktor
internal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ?
2. Apa sajakah faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ?
3. Apakah kandungan dari air
vetsin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
4. Apakah kandungan air kelapa
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ?
1.3. Pembatasan
Agar penelitian kami terarah dengan
baik dan sesuai dengan tema, maka kami memberikan batasan terhadap penelitian
yang kami lakukan, yaitu terpusat pada pemberian air kelapa dan air vetsin terhadap
tanaman kangkung darat.
1.4.
Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh
terhadap pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat?
2. Apakah terdapat pengaruh
terhadap pemberian air vetsin terhadap pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah pengaruh yang diberikan terhadap pertumbuhan kangkung darat
ketika di beri perlakuan berupa penyiraman dengan air kelapa maupun dengan air
vetsin (Monosodium Glutamat) dan penelitian ini diberikan oleh Ibu Dr. Hj.
Fauziyah Harahap, M.Si selaku dosen Fisiology sebagai tugas kelompok dalam
melaksanakan penelitian kecil.
1.6. Manfaat
Penelitian
Penelitian ini bermanfaat agar kita
mengetahui pengaruh yang diberikan oleh air kelapa dan air vetsin (MSG)
terhadap pertumbuhan kangkung darat dan kita juga dapat mengetahui air
penyiraman yang baik untuk mendapatkan hasil/produk tanaman kangkung darat yang
terbaik.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Botani, Taksonomi dan Manfaat
Kangkung Darat
Kangkung darat (Ipomoea reptans), juga dikenal sebagai
(Ipomoea aquatic). merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar.
Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat
dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Ada dua bentuk kangkung. Kangkung mempunyai daun yang licin dan berbentuk
mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar
dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini
bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung
yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun
tirus. Masakan yang populer yang mengunakan kangkung adalah kangkung goreng belacan. Kangkung juga merupakan makanan salah satu spesies hewan Chersina, atau kura-kura.
Manfaat Kangkung Darat
Tanaman menjalar dengan batang
bulat, beruas-ruas, dan berlubang di tengahnya ini mempunyai sifat khas
mendinginkan. Ia memiliki kandungan kimia antara lain karotena, hentriakontan
dan sitosterol. Zat-zat tersebut berfungsi sebagai antiinflamasi, diuretik dan
hemostatik.
Beberapa khasiat dari tanaman ini
antara lain untuk mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan
makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya
nyeri), mimisan, sulit tidur, dan wasir berdarah. Sebagai obat luar, kangkung
digunakan untuk mengobati bisul, kapalan dan radang kulit bernanah.
Untuk mengurangi haid dan wasir
berdarah digunakan kangkung segar 500 gram yang ditumbuk halus, diberi air
sedikit lalu disaring. Sari kangkung hasil saringan dibubuhi satu sendok makan
madu. Ramuan ini diminum sehari sekali dan diulang paling sedikit enam hari.
Sementara untuk mengatasi keracunan
makanan digunakan kangkung segar 500 gram dan kacang hijau 120 gram. Kedua
bahan tersebut diberi air sedikit lalu dihaluskan lalu disaring. Hasil saringan
diaduk bersama satu sendok makan madu. Setengah dari ramuan diminum pagi dan
setengahnya lagi pada sore hari. Ulangi pengobatan paling sedikit selama tiga
hari.
Bagi penderita kapalan, oleskan
getah kangkung pada kulit yang tebal. Lakukan hal berkali-kali, paling tidak
selama tiga jam sekali sampai sembuh. Sedangkan untuk mengatasi mimisan, seikat
kecil daun kangkung segar ditumbuk halus dan dibubuhi sedikit gula. Lalu
diseduh dengan air panas. Setelah dingin, disaring, lalu diminum dua kali
sehari.
Untuk mengobati eksim ada dua cara.
Yang pertama, seikat kangkung direbus dengan air secukupnya sampai mendidih.
Diamkan sampai hangat-hangat kuku. Air ini dipakai untuk mencuci bagian yang
gatal. Lakukan ini paling tidak sehari sekali. Sedangkan cara yang kedua dengan
melumatkan batang dan akar kangkung segar lalu dikompreskan ke bagian yang
gatal.
Untuk mengatasi sakit kepala juga
ada dua cara, cara pertama segenggam daun kangkung ditumbuk halus, beri sedikit
garam dan air lalu disaring dan diaduk bersama satu sendok makan madu. Satu
ramuan diminum sekaligus sehari sekali. Cara yang kedua dengan merebus seikat
kangkung lalu air rebusannya diminum.
Untuk penderita wasir bisa meminum
rebusan akar kangkung. Kurang lebih segenggam akar kangkung yang sudah dicuci
bersih direbus dengan tiga gelas air sampai airnya tinggal separuhnya. Setelah
dingin air rebusan tersebut diminum dua kali sehari sebanyak masing-masing
setengah gelas.
Bagi yang menderita insomnia atau
susah tidur disarankan untuk sering makan tumis daun kangkung. Lebih baik lagi
jika tanpa batangnya. Hal ini juga dapat mengurangi rasa sakit bagi penderita
sembelit dan mengurangi mual-mual pada ibu hamil.
Bisul dapat disembuhkan dengan
mengompreskan 15-20 helai daun kangkung yang ditumbuk halus. Dilakukan dua kali
sehari. Untuk penderita sakit gigi dapat berkumur dengan rebusan segenggam akar
kangkung yang dibubuhi setengah sendok teh cuka dengan satu gelas air. Untuk
melancarkan air seni, segenggam akar kangkung direbus dengan dua gelas air
hingga menjadi satu gelas. Air rebusannya diminum sekaligus satu kali sehari.
Untuk menghilangkan ketombe kangkung segar direndam semalaman sampai airnya
berwarna kebiruan. Air tersebut kemudian digunakan untuk keramas sampai
ketombenya hilang.
Sedangkan untuk sakit sariawan dan
gusi bengkak disarankan untuk berkumur-kumur menggunakan perasan air dari
seikat daun kangkung yang dilumatkan bersama satu gelas air.
Berdasarkan penelitian, nilai nutrisi 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam adalah air 91,2 gr, energi 28 kcal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0.87 gram.Ia juga memiliki kandungan mineral, sejumlah vitamin termasuk vitamin C dan asam amino.
Berdasarkan penelitian, nilai nutrisi 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam adalah air 91,2 gr, energi 28 kcal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0.87 gram.Ia juga memiliki kandungan mineral, sejumlah vitamin termasuk vitamin C dan asam amino.
Namun bagi penderita asam urat dan
gangguan mag sebaiknya berhati-hati saat mengonsumsi kangkung karena bisa
menimbulkan nyeri pada bagian yang sakit.
2.2. Ekologi
Kangkung Darat
a.
Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik
sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas
dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini
berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya
sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar.
Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga
kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
b.
Media Tanam
Kangkung darat menghendaki tanah
yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi
keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,
karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang
selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan
kandungan air secara baik.
c.
Ketinggian
Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ±
2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas
tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran
tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.
d.
Pengairan
dan Penyiraman
Selama tidak ada hujan, perlu
dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya untuk mencegah tanaman kangkung
terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (jam
07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram.
Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
2.3. Hama
dan Penyakit
a. Hama
Hama yang banyak menyerang tanaman
kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun.
Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan Sevin atau
sejenisnya. Untuk memberantas ulat daun ini digunakan Insektisida Diazinon 60
EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman. Pada
waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5
hari. Kemudian diairi kembali.
b. Penyakit
Tanaman kangkung tahan terhadap
penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan. Penyakit jamur yang lazim
menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae).
Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate, tetapi bila benih
diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi
masalah. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis
senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.
2.4. Zat
Pengatur Tumbuh (Hormon)
Secara garis besar hormon
dikelompokkan menjadi 3 kelompok hormon yaitu:
1.
Sitokinin, adalah kelompok hormon yang mempunyai
fungsi utama mensupport pertumbuhan tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin
adalah diujung akar.
2.
Auksin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi
utama mensupport pertumbuhan akar. Sumber dihasilkannya auksin adalah diujung
tunas.
3.
Giberelin adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi
pembungaan dan pembuahan. Sumber dihasilkannya adalah di daun dan buah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai
hormon:
Satu hormone mempunyai dua fungsi yang berbeda
(mensupport dan menghambat) pada konsentrasi
yang berbeda.
1.
Satu hormon yang sama, dengan konsentrasi yang sama,
akan mempunyai pengaruh yang berbeda pada bagian tanaman yang berbeda.
2.
Hormon auksin menunjang pertumbuhan akar tapi
menghambat pertumbuhan tunas dan juga menghambat pembungaan dan pembuahan.
3.
Hormon sitokinin menunjang pertumbuhan tunas tapi
menghambat pertumbuhan akar dan menghambat pembungaan dan pembuahan.
4.
Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan
dan menunjang pembelahan sel akar dan tunas.
5.
Hormon dalam kelompok hormon yang sama akan bersifat
sinergis atau saling menguatkan.
6.
Hormon dalam kelompok hormon yang berbeda akan
bersifat saling melemahkan atau saling meniadakan.
Hal-hal tersebut harus selalu diingat karena sangat
penting di dalam penerapannya. Berdasarkan hal-hal tersebut ada beberapa
kasus yang cukup penting di bicarakan:
1.
Bahwa di dalam membuat ramuan hormon, maka acuannya
adalah bukan sebanyak-banyaknya kandungan hormone. Tapi lebih kepada ketepatan
komposisi dan konsentrasinya. karena semakin tinggi konsentrasinya justru
akan menghambat pertumbuhan tanaman.
2.
Di dalam memberikan dorongan yang kuat dalam
pertumbuhan suatu organ perlu diingat bahwa hormon tersebut akan
menghambat organ yang lain. Contoh: Kita bisa memacu pertumbuhan tunas
dengan optimal dengan memberikan hormone sitokinin, akan tetapi harus diingat
bahwa sitokinin akan menghambat akar.
3.
Demikian pula sebaliknya bila kita memberikan hormon
akar di dalam merangsang pertumbuhan akar harus diingat bahwa hormon akar
tersebut akan menghambat tunas.
4.
Di dalam mendorong pertumbuhan suatu organ terdapat
konsentrasi optimal, yaitu konsentrasi yang optimal di dalam memberikan
pengaruh yang terbesar dan setelah itu bila konsentrasi ditambah justru
akan menghambat pertumbuhan.
5.
Harus diingat bahwa bila kita ingin mendorong
pertumbuhan akar dan tunas secara bersamaan maka, hal tersebut justru
menyebabkan pengaruh yang saling melemahkan dan meniadakan.
6.
Bila suatu tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka
jangan sekali-kali memberikan hormon akar karena akan menyebabkan gugur bunga
atau buah.
Pemanfaatan Hormon Organik
Di sekitar kita banyak sekali bahan-bahan organik yang mengandung hormon
tertentu. Seperti:
- Air seni (kencing) kambing;
kelinci dll secara umum mengandung hormon auksin.
- kecambah (toge) mengandung auksin
- bawang merah mengandung auksin
- antanan mengandung sitokinin
- buncis mengandung sitokinin
- air kelapa mengandung auksin, sitokinin,
giberelin
- sirih mengandung sitokinin
- kacang hijau mengandung giberelin
- eceng gondok mengandung giberelin
- pisang mengandung auksin dll
Hormon pertumbuhan pada hewan atau
manusia pun memberikan dampak percepatan pertumbuhan secara umum. Seperti pil
KB yang diketahui mengandung hormon pertumbuhan, mampu mempercepat pertumbuhan
tanaman. Demikian pula (mohon maaf) air seni ibu hamil 4 bulan, sedang
mengandung hormon pertumbuhan yang tinggi, mampu meningkatkan pertumbuhan
tanaman.
Pemanfaatan bahan-bahan alam / organik sangat penting karena dapat
mengefisienkan biaya produksi dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Untuk mengetahui lebih lengkapnya mungkin bisa di lihat di buku-buku tentang
buah-buahan dan sayuran ada kandungan hormon apa saja dan itu bisa dijadikan
acuan di dalam membuat pupuk organic
Istilah
Hormon
Zat pengatur tumbuh adalah hormone tapi sebenarnya ada juga zat lain yang dapat
mengatur pertumbuhan yaitu Zat Penghambat. Beda antara zat penghambat
dan hormone adalah kalau hormone bisa bersifat memacu dan menghambat, sedangkan
zat penghambat hanya menghambat saja. Contoh zat penghambat adalah
Paklobutrazol.
Ada hormon organik dan ada hormon sintetik. Hormon organik adalah hormon yang
asli/ alamiah dihasilkan oleh tumbuhan atau mahluk hidup. Hormon
organi/alami tersebut bisa diproses secara modern (diisolasi) atau bisa juga
dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk pupuk organik.
Hormon
ProAnalis dan Hormon Teknis
Hormon Pro Analis adalah hormone yang dibuat manusia bisa alami mapun sintetik
yang diolah sedemikian rupa sehingga tingkat kemurniannya sangat tinggi.
Hormon ProAnalis ini biasanya dipakai pada skala laboratorium atau untuk
keperluan Kultur Jaringan. Dan harganya sangat mahal. Tapi juga pengaruhnya
cukup efektif.
Hormon teknis adalah hormone buatan manusia baik yang bersifat alami maupun
sintetik yang tingkat kemurniannya tidak terlalu tinggi dan baisanya ada zat
pembawanya berupa tepung atau lanolin dll. Hormon ini biasa dipakai pada
pertanian secara umum. Harganya jauh disbanding dengan hormone Proanalis.
Pengaruh
Hormon Berdasarkan konsentrasinya
1. Seluruh
hormon dalam konsentrasi yang sangat rendah akan membantu pembelahan dan
pembesaran sel / jaringan.
2. Dalam
konsentrasi tertentu, akan menstimulir tumbuhnya organ seperti organ tunas,
organ akar organ bunga dll
3. Kemudian
bila ditingkatkan lagi, maka yang terjadi adalah menghambat pertumbuhan organ
akan tetapi berdampak pada bertambahnya julah organ tapi ukurannya kecil-kecil.
4. Bila
konsentrasi ditingkatkan lagi maka yang terjadi terhambatnya tumbuhanya organ
dan terbentuk seperti embrio organik atau tunas-tunas kecil.
5. Bila
ditingkatkan lagi maka akan menghambat tumbuhnya organ dan akan membentuk kalus
(sekumpulan sel yang tidak terorganisasi).
6. Bila konsentrasi ditingkatkan lagi akan
menyebabkan penyimpangan pertumbuhan morfologi secara tidak umum, yang biasanya
satu batang bisa bercabang-cabang, berakar di batang dll. Seperti pembesaran
buah tanpa melalui pembuahan.
7. Bila
konsentrasi ditingkatkan terus akan berdampak pada terjadinya mutasi, yaitu
perubahan pada level gen.
8. Ditingkatkan
lagi maka akan menyebabkan “letal” (kematian). Seperti herbisida yang
terbuat dari auksin.
Teknik
Pemberian Hormon
Hormon sebaiknya diberikan langsung pada target kerjanya misal : hormon
akar langsung pada media tanam, hormon tunas disemprotkan pada tajuk. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa konsentrasi optimal hormon adalah konsentrasi
optimal yang terjadi pada daerah target. Daerah target yang dimaksud adalah
daerah perakaran dan daerah pertunasan. Berarti yang harus kita coba bayangkan
adalah bila kita memberikan hormon dengan dosis tertentu, kemudian kita
semprotkan pada tajuk, kira-kira berapa persennya kah yang akan bisa masuk dan
sampai pada sel target? Berapa persen yang terbuang? Dan dari jumlah yang sampai
pada sel target apakah konsentrasinya sudah mencapai konsentrasi yang optimal
untuk menstimulir organ? Oleh sebab itulah teknik memberikan hormon berbeda
dengan pemupukan. Pemberian hormon diberikan sampai terstimulirnya organ.
Kecuali tujuannya hanya untuk percepatan tumbuh dan membelahnya sel.
Tercapainya tujuan pemberian hormon tidak hanya tergantung pada
tercapainya konsentrasi optimal pada daerah target / sel target, tapi juga
ditentukan oleh kandungan hormon endogen dari tumbuhan. Misal: bila kita ingin
membungakan suatu tanaman, lalu kita memberikan hormon bunga dengan dosis
tertentu, walaupun konsentrasi hormon giberelin sudah mencukupi tapi karena
kandungan hormon endogen dari tanaman didominasi oleh hormon vetetatif yaitu
hormon auksin dan sitokinin, maka konsentrasi hormon bunga tersebut akan
menjadi lemah dan tidak mampu mendorong terbentuknya bunga atau buah.
Memperkirakan
Dominasi Hormon Pada Tanaman
Dengan mengacu bahwa hormon tunas diproduksi diujung akar dan hormon bunga
diproduksi diujung tunas, maka kita dapat mengevaluasi kandungan dan dominasi
hormon dalam suatu tanaman dengan melihat bentuk/ morfologi tanaman.
Tanaman Adenium dengan bonggol yang besar dan tunas yang sedikit dan kecil
menggambarkan dominasi hormon auksin. Jenis tanaman yang merambat dengan
tunas yang tumbuh dengan baik dan cepat menandakan dominasi hormon
sitokinin.
Meramu
Hormon
Hal terpenting yang harus diingat adalah bahwa hormone bukanlah makanan,
hormone bukanlah zat pembangun, tapi hormone itu hanyalah “profokator”. Jadi
dampak dari hormone tidak akan nyata bila ternyata makanan atau energi untuk
pertumbuhan tidak disediakan. Energi untuk tumbuh bisa berupa bahan baku
makanan, makanan setenangah jadi atau makanan siap pakai. Makanan dalam
hal ini adalah pupuk. Sebaiknya pemberian pupuk dalam ramuan hormone
harus mempertimbangkan duplikasi perlakuan pemupukan yang akan berdampak
negative bagi tanaman. Agar tidak terjadi duplikasi pada perlakuan pemupukan maka
pada ramuan hormone dapat diberikan makanan instant seperti: mioinositol,
sorbitol, gula, madu, sari kurma dll, Jadi sebaiknya untuk ramuan hormon
dapat dicampurkan komponen lain yang diperlukan oleh tanaman.
Komponen
lain yang dapat dicampurkan dalam ramuan hormon adalah vitamin, mineral, asam
amino, asam lemak, bahan organic lain, enzim. Bila kita ingin
menggabungkan produk ramuan hormone ini dengan mikroba maka kita harus
hati-hati dengan karakter mikroba, yang disatu sisi dapat membantu tapi disisi
lain dapat mengkonsumsi bahan organic yang ada dalam ramuan hormone
tersebut. Sebenarnya kita dapat memberikan enzimnya secara
langsung. Hal lain yang harus diperhatikan dalam meramu hormone adalah
bahwa sebagian besar ramuan ini adalah bahan organic, sehingga harus difikirkan
benar jangan sampai terjadinya proses degradasi bahan organic karena factor
lingkungan ekstrim atau rusaknya ramuan karena kontaminasi mikroba yang tidak
diharapkan.
2.5. Air Vetsin (Air Monosodium Glutamat/MSG)
Asam glutamate atau Monosodium Glutamat
(MSG) adalah garam mono Na dari asam glutamat yang disebut accent. Bahan
utama pembuatan MSG adalah asam glutamate dan Natrium Karbonat. Asam
Glutamat diperoleh dari proses fermentasi dari cairan tetes tebu, yang
merupakan hasil samping dari pabrik gula atau dapat dihasilkan secara langsung
dari fermentasi karbohidrat dengan enzim Micrococus glutamaticus (Shreve,
1977). Natrium karbonat merupakan basa yang banyak digunakan
dalam industri-industri kimia, misalnya kertas, sabun, gelas, dll (Siswono
Oetoyo, 1984). Senyawa ini larut dalam air. Kandungan kimia ini berperan dalam
menyuburkan tanaman. Tanpa natrium, tanaman dalam pertumbuhannya tidak dapat
meningkatkan kandungan air pada jaringan daun. Selain mengandung natrium, MSG
juga mengandung asam amino. Guna asam amino buat tumbuhan adalah membantu
pertumbuhan tumbuhan pada waktu muda (tunas) untuk merangsang berdaun lebih
banyak, selain itu memberikan daya tahan yang lebih terhadap hama dan penyakit.
Selain asam amino, MSG juga mengandung sedikit unsur ion hidrogen, yang bila
terkena atau tercampur oleh air akan menghasilkan gas yang sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan akar dan batang, lebih efektif lagi untuk tanaman buah.
2.6. Air Kelapa
Air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Air kelapa yang sering dibuang oleh para pedagang di pasar
tidak ada salahnya untuk kita manfaatkan sebagai penyubur tanaman. Selama ini
air kelapa banyak digunakan di Lab sebagai nutrisi tambahan di dalam media
kultur jaringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium
(kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula
antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara
lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu),
fosfor (P) dan sulfur (S).
Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai
macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat,
niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan
sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and
Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa
dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut
cocogro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini
mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan
sayuran hingga 20-30 %.
2.7. Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat dua
macam hipotesis, yakni:
1.
Ho (Hipotesis
nol) : tidak ada pengaruh pemberian air vetsin (MSG) dan air kelapa terhadap
pertumbuhan kangkung darat.
2.
Ha (hipotesis
alternatif : ada pengaruh pemberian air vetsin (MSG) dan air kelapa terhadap
pertumbuhan kangkung darat.
Menolak Ha jika r=0
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Penelitian
Penelitian dilakukan di area pekarangan rumah
salah satu anggota kelompok yaitu Misahradarsi Dongoran yang bertempat di Jalan
Petumbukan Gg. Sejahtera Desa Jaharun B Kecamatan Galang, Deli Derdang.
b.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai
Agustus hingga selesai.
3.2. Alat dan Bahan
a. Alat-alat yang digunakan :
·
27
buah pot ukuran sedang/ Poly bag
·
Sendok
semen untuk mengambil tanah
·
Gunting
·
Plastik
·
Benang
untuk mengukur diameter
·
Cangkul
·
Jaring
·
Alat
penyiram
b.
Bahan :
·
Tanah
subur
·
Biji/benih
Kangkung darat
·
Air
biasa
·
Air
vetsin
·
Air
kelapa
3.3.
Metode Penelitian
Dalam penelitian kali ini, kami menggunakan
metode eksperimen dengan menggunakan pertumbuhan Tanaman Kangkung darat.
Pengambilan data berdasarkan jumlah daun yang diamati setelah 1 (satu) minggu
setelah ditanam, tinggi batang yang diamati diminggu terakhir, diameter
batang diamati di minggu terakhir dan lebar daun diamati minggu
terakhir . Sumber yang kami gunakan adalah kajian jurnal “
Genotix and cytotoxic effects of food flavor enhancer, monosodium glutamat
(MSG) using Allium cepa assay” dan
Jurnal “ Effect of coconut water on growth of olive embryos
cultured in vitro”. Penelitian dengan menggunakan metode Rancangan Acak
Kelompok (RAK). Dengan jumlah unit percobaan sebanyak 9 unit dan 3 kali ulangan
percobaan.
3.4. Variabel Penelitian
Penelitian ini kami menggunakan 2
variabel, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada penelitian kami
adalah Pemberian Air Kelapa dan Air Vetsin, sedangkan variabel terikatnya
adalah Pertumbuhan Tanaman Kangkung darat yang dilihat berdasarkan jumlah daun,
tinggi batang, diameter batang dan lebar daun pada tanaman
tersebut .
3.5. Langkah Kerja
1.
Ambil beberapa biji kangkung darat
2.
Letakkan
di wadah yang berbeda
3.
Jemur biji-biji tersebut, minimal 1
hari
4.
Sementara biji disiapkan, ambil
beberapa sendok tanah subur, sekiranya cukup
untuk 24 pot
5.
Letakkan tanah tersebut di atas
plastic, kemudian pisahkan material-material yang tidak berguna seperti batu-batu kecil, plastik, dll
6.
Setelah semua siap, masukkan tanah ke
dalam pot (jangan terlalu penuh)
7.
Buat lubang dari permukaan tanah
tersebut dengan menggunakan jari telunjuk
8.
Lalu masukkan biji kangkung darat
di dalam lubang tersebut, dan tutup dengan tanah lagi
9.
Siram secara teratur 1X sehari selama
1 minggu, dilakukan penyiraman sore hari.
10.
Setelah 1 minggu, beri perlakuan dengan
menyiram 1 pot Kangkung dengan gabungan air vetsin dengan jumlah
konsentrasi sebanyak 0 gr/L, 4 gr/L dan 8 gr/L, dan air kelapa dengan jumlah
konsentrasi sebanyak 0 ml, 80 ml, dan 120 ml
11.
3 hari setelah diberi perlakuan, ukur
dan foto tanaman tersebut
12.
Pengukuran
tersebut dilakukan 1 minggu sekali pengukuran
13.
Catat
perkembangannya dalam tabel pengamatan
Assalamu'alaikum
BalasHapusKalau boleh tahu, bagaimana hasil penelitiannya?
Apakah ada pengaruh pemberian air kelapa kepada tanaman?
Terima kasih
gimana hasil nya??? butuh hasil
BalasHapusHhmmmm gak lengkap....
BalasHapusHhmmmm gak lengkap....
BalasHapusIt's very good...thanks you so
BalasHapusmuch
Gimana hasilnya??
BalasHapusDosis berapa yg pas diberikan ke tanaman??
Gimana hasilnya??
BalasHapusDosis berapa yg pas diberikan ke tanaman??
Dosis air kelapa yang pas berapa????
BalasHapusDosis air kelapa yang pas berapa????
BalasHapus