Pascasarjana

Pascasarjana

Sabtu, 05 Oktober 2013

“Pengaruh Pemberian Air Kelapa dan Air Vetsin Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat”

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Untuk tumbuh, setiap makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan membutuhkan nutrisi dan kondisi yang sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya tumbuhan akan selalu membutuhkan air, unsur hara dan sinar matahari untuk tetap hidup dan berkembang.
Pada pertumbuhan tanaman, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dari luar tanaman itu disebut faktor eksternal, sedangkan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dari tanaman itu sendiri disebut faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah hormon yang terdapat pada tanaman itu sendiri, seperti hormon
auksin (hormon yang merangsang pertumbuhan batang), hormon giberalin (hormon yang merangsang pertumbuhan tunas), asam abisat dan gas etilen. Selain itu, ketahanan terhadap iklim, tanah, dan biologis, laju fotosintetik, respirasi, pembagian hasil asimilasi dan N, klorofil, karotin, dan kandungan pigmen lainnya, tipe dan letak meristem, kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan, aktivitas enzim, pengaruh langsung gen (misalnya; heterosis, epestasis), diferensiasi. Sedang faktor eksternalnya adalah iklim, cahaya, temperatur, air, angin, dan gas (nitrogen, floro, cloro). Edafik (tanah); tekstur, struktur, bahan organik, kapasitas per basa, dan ketersediaan nutrien. Secara keseluruhan, 16 unsur diperlukan oleh tanaman, Biologis; gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nemetoda, macam-macam tipe herbivora dan moikroorganisme tanah seperti bakteri pemfiksasi dan bakteri denitrifikasi serta mikorhiza (asosiasi simbiotik antara jamur dengan akar tanaman), suhu lingkungan, kelembapan dan pemberian pupuk.
Dalam penelitian kecil kali ini, kami memberikan air kelapa dan air vetsin sebagai pengganti pemberian pupuk. Alasannya, di dalam vetsin, atau yang biasa kita kenal dengan MSG (Monosodium Glutamat) terdapat kandungan kimia yang cukup penting bagi tumbuhan, yaitu Natrium (Na). tanpa natrium, tanaman dalam pertumbuhannya tidak dapat meningkatkan kandungan air pada jaringan daun. Sedangkan pada air kelapa, terdapat golongan sitokinin alami. Sitokinin berperan merangsang pembelahan sel, merangsang pembentukan tunas pada batang maupun pada kalus, menghambat efek dominansi apikal
Maka dari itu, kami tertarik mengambil judul “Pengaruh Pemberian Air Kelapa dan Air Vetsin Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat”. Apakah pemberian air kelapa dan air vetsin berpengaruh terhadap pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat ?

1.2. Identifikasi
1.    Apa sajakah faktor-faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ?
2.    Apa sajakah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ?
3.    Apakah kandungan dari air vetsin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
4.    Apakah kandungan air kelapa yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ?

1.3. Pembatasan
Agar penelitian kami terarah dengan baik dan sesuai dengan tema, maka kami memberikan batasan terhadap penelitian yang kami lakukan, yaitu terpusat pada pemberian air kelapa dan air vetsin terhadap tanaman kangkung darat.

1.4. Perumusan Masalah
1.    Apakah terdapat pengaruh terhadap pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat?
2.    Apakah terdapat pengaruh terhadap pemberian air vetsin terhadap pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat?

1.5.  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh yang diberikan terhadap pertumbuhan kangkung darat ketika di beri perlakuan berupa penyiraman dengan air kelapa maupun dengan air vetsin (Monosodium Glutamat) dan penelitian ini diberikan oleh Ibu Dr. Hj. Fauziyah Harahap, M.Si selaku dosen Fisiology sebagai tugas kelompok dalam melaksanakan penelitian kecil.

1.6.  Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat agar kita mengetahui pengaruh yang diberikan oleh air kelapa dan air vetsin (MSG) terhadap pertumbuhan kangkung darat dan kita juga dapat mengetahui air penyiraman yang baik untuk mendapatkan hasil/produk tanaman kangkung darat yang terbaik.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Botani, Taksonomi dan Manfaat Kangkung Darat
Kangkung darat (Ipomoea reptans), juga dikenal sebagai (Ipomoea aquatic). merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Ada dua bentuk kangkung. Kangkung mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus. Masakan yang populer yang mengunakan kangkung adalah kangkung goreng belacan. Kangkung juga merupakan makanan salah satu spesies hewan Chersina, atau kura-kura.
Manfaat Kangkung Darat
Tanaman menjalar dengan batang bulat, beruas-ruas, dan berlubang di tengahnya ini mempunyai sifat khas mendinginkan. Ia memiliki kandungan kimia antara lain karotena, hentriakontan dan sitosterol. Zat-zat tersebut berfungsi sebagai antiinflamasi, diuretik dan hemostatik.
Beberapa khasiat dari tanaman ini antara lain untuk mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), mimisan, sulit tidur, dan wasir berdarah. Sebagai obat luar, kangkung digunakan untuk mengobati bisul, kapalan dan radang kulit bernanah.
Untuk mengurangi haid dan wasir berdarah digunakan kangkung segar 500 gram yang ditumbuk halus, diberi air sedikit lalu disaring. Sari kangkung hasil saringan dibubuhi satu sendok makan madu. Ramuan ini diminum sehari sekali dan diulang paling sedikit enam hari.
Sementara untuk mengatasi keracunan makanan digunakan kangkung segar 500 gram dan kacang hijau 120 gram. Kedua bahan tersebut diberi air sedikit lalu dihaluskan lalu disaring. Hasil saringan diaduk bersama satu sendok makan madu. Setengah dari ramuan diminum pagi dan setengahnya lagi pada sore hari. Ulangi pengobatan paling sedikit selama tiga hari.
Bagi penderita kapalan, oleskan getah kangkung pada kulit yang tebal. Lakukan hal berkali-kali, paling tidak selama tiga jam sekali sampai sembuh. Sedangkan untuk mengatasi mimisan, seikat kecil daun kangkung segar ditumbuk halus dan dibubuhi sedikit gula. Lalu diseduh dengan air panas. Setelah dingin, disaring, lalu diminum dua kali sehari.
Untuk mengobati eksim ada dua cara. Yang pertama, seikat kangkung direbus dengan air secukupnya sampai mendidih. Diamkan sampai hangat-hangat kuku. Air ini dipakai untuk mencuci bagian yang gatal. Lakukan ini paling tidak sehari sekali. Sedangkan cara yang kedua dengan melumatkan batang dan akar kangkung segar lalu dikompreskan ke bagian yang gatal.
Untuk mengatasi sakit kepala juga ada dua cara, cara pertama segenggam daun kangkung ditumbuk halus, beri sedikit garam dan air lalu disaring dan diaduk bersama satu sendok makan madu. Satu ramuan diminum sekaligus sehari sekali. Cara yang kedua dengan merebus seikat kangkung lalu air rebusannya diminum.
Untuk penderita wasir bisa meminum rebusan akar kangkung. Kurang lebih segenggam akar kangkung yang sudah dicuci bersih direbus dengan tiga gelas air sampai airnya tinggal separuhnya. Setelah dingin air rebusan tersebut diminum dua kali sehari sebanyak masing-masing setengah gelas.
Bagi yang menderita insomnia atau susah tidur disarankan untuk sering makan tumis daun kangkung. Lebih baik lagi jika tanpa batangnya. Hal ini juga dapat mengurangi rasa sakit bagi penderita sembelit dan mengurangi mual-mual pada ibu hamil.
Bisul dapat disembuhkan dengan mengompreskan 15-20 helai daun kangkung yang ditumbuk halus. Dilakukan dua kali sehari. Untuk penderita sakit gigi dapat berkumur dengan rebusan segenggam akar kangkung yang dibubuhi setengah sendok teh cuka dengan satu gelas air. Untuk melancarkan air seni, segenggam akar kangkung direbus dengan dua gelas air hingga menjadi satu gelas. Air rebusannya diminum sekaligus satu kali sehari. Untuk menghilangkan ketombe kangkung segar direndam semalaman sampai airnya berwarna kebiruan. Air tersebut kemudian digunakan untuk keramas sampai ketombenya hilang.
Sedangkan untuk sakit sariawan dan gusi bengkak disarankan untuk berkumur-kumur menggunakan perasan air dari seikat daun kangkung yang dilumatkan bersama satu gelas air.
Berdasarkan penelitian, nilai nutrisi 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam adalah air 91,2 gr, energi 28 kcal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0.87 gram.Ia juga memiliki kandungan mineral, sejumlah vitamin termasuk vitamin C dan asam amino.
Namun bagi penderita asam urat dan gangguan mag sebaiknya berhati-hati saat mengonsumsi kangkung karena bisa menimbulkan nyeri pada bagian yang sakit.

2.2. Ekologi Kangkung Darat
a.        Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
b.        Media Tanam
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.

c.         Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

d.        Pengairan dan Penyiraman
Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.




2.3. Hama dan Penyakit
a. Hama
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan Sevin atau sejenisnya. Untuk memberantas ulat daun ini digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali.

b. Penyakit
Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan. Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae). Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.

2.4. Zat Pengatur Tumbuh (Hormon)
Secara garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3 kelompok hormon yaitu:
1.                    Sitokinin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin adalah diujung akar.
2.                  Auksin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan akar. Sumber dihasilkannya auksin adalah diujung tunas.
3.                  Giberelin adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi pembungaan dan pembuahan. Sumber dihasilkannya adalah di daun dan buah.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai hormon:
 Satu hormone mempunyai dua fungsi yang berbeda (mensupport dan menghambat) pada      konsentrasi yang berbeda.
1.                  Satu hormon yang sama, dengan konsentrasi yang sama, akan mempunyai pengaruh yang berbeda pada bagian tanaman yang berbeda.
2.                  Hormon auksin menunjang pertumbuhan akar tapi menghambat pertumbuhan tunas dan juga menghambat pembungaan dan pembuahan.
3.                  Hormon sitokinin menunjang pertumbuhan tunas tapi menghambat pertumbuhan akar dan menghambat pembungaan dan pembuahan.
4.                  Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan dan menunjang pembelahan sel akar dan tunas.
5.                  Hormon dalam kelompok hormon yang sama akan bersifat sinergis atau saling menguatkan.
6.                  Hormon dalam kelompok hormon yang berbeda akan bersifat saling melemahkan atau saling meniadakan.
Hal-hal tersebut harus selalu diingat karena sangat penting di dalam penerapannya.  Berdasarkan hal-hal tersebut ada beberapa kasus yang cukup penting di bicarakan:
1.                  Bahwa di dalam membuat ramuan hormon, maka acuannya adalah bukan sebanyak-banyaknya kandungan hormone. Tapi lebih kepada ketepatan komposisi dan konsentrasinya.  karena semakin tinggi konsentrasinya justru akan menghambat pertumbuhan tanaman.
2.                  Di dalam memberikan dorongan yang kuat dalam pertumbuhan suatu organ perlu diingat bahwa hormon tersebut akan menghambat  organ yang lain. Contoh: Kita bisa memacu pertumbuhan tunas dengan optimal dengan memberikan hormone sitokinin, akan tetapi harus diingat bahwa sitokinin akan menghambat akar. 
3.                  Demikian pula sebaliknya bila kita memberikan hormon akar di dalam merangsang pertumbuhan akar harus diingat bahwa hormon akar tersebut akan menghambat tunas.
4.                  Di dalam mendorong pertumbuhan suatu organ terdapat konsentrasi optimal, yaitu konsentrasi yang optimal di dalam memberikan pengaruh yang terbesar  dan setelah itu bila konsentrasi ditambah justru akan menghambat pertumbuhan.
5.                  Harus diingat bahwa bila kita ingin mendorong pertumbuhan akar dan tunas secara bersamaan maka, hal tersebut justru menyebabkan pengaruh yang saling melemahkan dan meniadakan.
6.                  Bila suatu tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka jangan sekali-kali memberikan hormon akar karena akan menyebabkan gugur bunga atau buah.
 Pemanfaatan Hormon Organik
             Di sekitar kita banyak sekali bahan-bahan organik yang mengandung hormon tertentu. Seperti:
  1. Air seni (kencing) kambing; kelinci dll secara umum mengandung hormon auksin.
  2. kecambah (toge) mengandung auksin
  3. bawang merah mengandung auksin
  4. antanan mengandung sitokinin
  5. buncis mengandung sitokinin
  6. air kelapa mengandung auksin, sitokinin, giberelin
  7. sirih mengandung sitokinin
  8. kacang hijau mengandung giberelin
  9. eceng gondok mengandung giberelin
  10. pisang mengandung auksin dll
Hormon pertumbuhan pada hewan atau manusia pun memberikan dampak percepatan pertumbuhan secara umum. Seperti pil KB yang diketahui mengandung hormon pertumbuhan, mampu mempercepat pertumbuhan tanaman. Demikian pula (mohon maaf) air seni ibu hamil 4 bulan, sedang mengandung hormon pertumbuhan yang tinggi,  mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman.
            Pemanfaatan bahan-bahan alam / organik sangat penting karena dapat mengefisienkan biaya produksi dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.  Untuk mengetahui lebih lengkapnya mungkin bisa di lihat di buku-buku tentang buah-buahan dan sayuran ada kandungan hormon apa saja dan itu bisa dijadikan acuan di dalam membuat pupuk organic

Istilah Hormon

            Zat pengatur tumbuh adalah hormone tapi sebenarnya ada juga zat lain yang dapat mengatur pertumbuhan yaitu Zat Penghambat. Beda antara zat penghambat dan hormone adalah kalau hormone bisa bersifat memacu dan menghambat, sedangkan zat penghambat hanya menghambat saja. Contoh zat penghambat adalah Paklobutrazol.
            Ada hormon organik dan ada hormon sintetik. Hormon organik adalah hormon yang asli/ alamiah dihasilkan oleh tumbuhan atau mahluk hidup.  Hormon organi/alami tersebut bisa diproses secara modern (diisolasi) atau bisa juga dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk pupuk organik.

Hormon ProAnalis dan Hormon Teknis

            Hormon Pro Analis adalah hormone yang dibuat manusia bisa alami mapun sintetik yang diolah sedemikian rupa sehingga tingkat kemurniannya sangat tinggi.  Hormon ProAnalis ini biasanya dipakai pada skala laboratorium atau untuk keperluan Kultur Jaringan. Dan harganya sangat mahal. Tapi juga pengaruhnya cukup efektif.
            Hormon teknis adalah hormone buatan manusia baik yang bersifat alami maupun sintetik yang tingkat kemurniannya tidak terlalu tinggi dan baisanya ada zat pembawanya berupa tepung atau lanolin dll.  Hormon ini biasa dipakai pada pertanian secara umum. Harganya jauh disbanding dengan hormone Proanalis.

Pengaruh Hormon Berdasarkan konsentrasinya

1.      Seluruh hormon dalam konsentrasi yang sangat rendah akan membantu pembelahan dan pembesaran sel / jaringan.
2.      Dalam konsentrasi tertentu, akan menstimulir tumbuhnya organ seperti organ tunas, organ akar organ bunga dll
3.      Kemudian bila ditingkatkan lagi, maka yang terjadi adalah menghambat pertumbuhan organ akan tetapi berdampak pada bertambahnya julah organ tapi ukurannya kecil-kecil.
4.      Bila konsentrasi ditingkatkan lagi maka yang terjadi terhambatnya tumbuhanya organ dan terbentuk seperti embrio organik atau tunas-tunas kecil.
5.      Bila ditingkatkan lagi maka akan menghambat tumbuhnya organ dan akan membentuk kalus (sekumpulan sel yang tidak terorganisasi).
6.       Bila konsentrasi ditingkatkan lagi akan menyebabkan penyimpangan pertumbuhan morfologi secara tidak umum, yang biasanya satu batang bisa bercabang-cabang, berakar di batang dll. Seperti pembesaran buah tanpa melalui pembuahan.
7.      Bila konsentrasi ditingkatkan terus akan berdampak pada terjadinya mutasi, yaitu perubahan pada level gen.
8.      Ditingkatkan lagi maka akan menyebabkan  “letal” (kematian). Seperti herbisida yang terbuat dari auksin.

Teknik Pemberian Hormon

            Hormon sebaiknya diberikan langsung pada target kerjanya misal : hormon akar langsung pada media tanam, hormon tunas disemprotkan pada tajuk.  Hal yang perlu diingat adalah bahwa konsentrasi optimal hormon adalah konsentrasi optimal yang terjadi pada daerah target. Daerah target yang dimaksud adalah daerah perakaran dan daerah pertunasan. Berarti yang harus kita coba bayangkan adalah bila kita memberikan hormon dengan dosis tertentu, kemudian kita semprotkan pada tajuk, kira-kira berapa persennya kah yang akan bisa masuk dan sampai pada sel target? Berapa persen yang terbuang? Dan dari jumlah yang sampai pada sel target apakah konsentrasinya sudah mencapai konsentrasi yang optimal untuk menstimulir organ? Oleh sebab itulah teknik memberikan hormon berbeda dengan pemupukan. Pemberian hormon diberikan sampai terstimulirnya organ.  Kecuali tujuannya hanya untuk percepatan tumbuh dan membelahnya sel.
            Tercapainya tujuan pemberian hormon tidak hanya tergantung  pada tercapainya konsentrasi optimal pada daerah target / sel target, tapi juga ditentukan oleh kandungan hormon endogen dari tumbuhan. Misal: bila kita ingin membungakan suatu tanaman, lalu kita memberikan hormon bunga dengan dosis tertentu, walaupun konsentrasi hormon giberelin sudah mencukupi tapi karena kandungan hormon endogen dari tanaman didominasi oleh hormon vetetatif yaitu hormon auksin dan sitokinin, maka konsentrasi hormon bunga tersebut akan menjadi lemah dan tidak mampu mendorong terbentuknya bunga atau buah.

Memperkirakan Dominasi Hormon Pada Tanaman

            Dengan mengacu bahwa hormon tunas diproduksi diujung akar dan hormon bunga diproduksi diujung tunas, maka kita dapat mengevaluasi kandungan dan dominasi hormon dalam suatu tanaman dengan melihat bentuk/ morfologi tanaman.  Tanaman Adenium dengan bonggol yang besar dan tunas yang sedikit dan kecil menggambarkan dominasi hormon auksin.  Jenis tanaman yang merambat dengan tunas yang tumbuh dengan baik dan cepat menandakan dominasi hormon sitokinin.  

Meramu Hormon

            Hal terpenting yang harus diingat adalah bahwa hormone bukanlah makanan, hormone bukanlah zat pembangun, tapi hormone itu hanyalah “profokator”. Jadi dampak dari hormone tidak akan nyata bila ternyata makanan atau energi untuk pertumbuhan tidak disediakan.  Energi untuk tumbuh bisa berupa bahan baku makanan, makanan setenangah jadi atau makanan siap pakai.  Makanan dalam hal ini adalah pupuk.  Sebaiknya pemberian pupuk dalam ramuan hormone harus mempertimbangkan duplikasi perlakuan pemupukan yang akan berdampak negative bagi tanaman. Agar tidak terjadi duplikasi pada perlakuan pemupukan maka pada ramuan hormone dapat diberikan makanan instant seperti: mioinositol, sorbitol, gula, madu, sari kurma dll,  Jadi sebaiknya untuk ramuan hormon dapat dicampurkan komponen lain yang diperlukan oleh tanaman.
            Komponen lain yang dapat dicampurkan dalam ramuan hormon adalah vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, bahan organic lain, enzim.  Bila kita ingin menggabungkan produk ramuan hormone ini dengan mikroba maka kita harus hati-hati dengan karakter mikroba, yang disatu sisi dapat membantu tapi disisi lain dapat mengkonsumsi bahan organic yang ada dalam ramuan hormone tersebut.  Sebenarnya kita dapat memberikan enzimnya secara langsung.  Hal lain yang harus diperhatikan dalam meramu hormone adalah bahwa sebagian besar ramuan ini adalah bahan organic, sehingga harus difikirkan benar jangan sampai terjadinya proses degradasi bahan organic karena factor lingkungan ekstrim atau rusaknya ramuan karena kontaminasi mikroba yang tidak diharapkan.

2.5.  Air Vetsin (Air Monosodium Glutamat/MSG)

Asam glutamate atau Monosodium Glutamat (MSG) adalah garam mono Na dari asam glutamat yang disebut accent. Bahan utama pembuatan MSG adalah asam glutamate dan Natrium Karbonat. Asam Glutamat diperoleh dari proses fermentasi dari cairan tetes tebu, yang merupakan hasil samping dari pabrik gula atau dapat dihasilkan secara langsung dari fermentasi karbohidrat dengan enzim Micrococus glutamaticus (Shreve, 1977). Natrium karbonat merupakan basa yang banyak digunakan dalam industri-industri kimia, misalnya kertas, sabun, gelas, dll (Siswono Oetoyo, 1984). Senyawa ini larut dalam air. Kandungan kimia ini berperan dalam menyuburkan tanaman. Tanpa natrium, tanaman dalam pertumbuhannya tidak dapat meningkatkan kandungan air pada jaringan daun. Selain mengandung natrium, MSG juga mengandung asam amino. Guna asam amino buat tumbuhan adalah membantu pertumbuhan tumbuhan pada waktu muda (tunas) untuk merangsang berdaun lebih banyak, selain itu memberikan daya tahan yang lebih terhadap hama dan penyakit. Selain asam amino, MSG juga mengandung sedikit unsur ion hidrogen, yang bila terkena atau tercampur oleh air akan menghasilkan gas yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan batang, lebih efektif lagi untuk tanaman buah.

2.6. Air Kelapa

Air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air kelapa yang sering dibuang oleh para pedagang di pasar tidak ada salahnya untuk kita manfaatkan sebagai penyubur tanaman. Selama ini air kelapa banyak digunakan di Lab sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S).
Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %.

2.7. Hipotesis
            Dalam penelitian ini terdapat dua macam hipotesis, yakni:
1.      Ho (Hipotesis nol) : tidak ada pengaruh pemberian air vetsin (MSG) dan air kelapa terhadap pertumbuhan kangkung darat.
2.      Ha (hipotesis alternatif : ada pengaruh pemberian air vetsin (MSG) dan air kelapa terhadap pertumbuhan kangkung darat.
Menolak Ha jika r=0













BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
a.    Tempat Penelitian
 Penelitian dilakukan di area pekarangan rumah salah satu anggota kelompok yaitu Misahradarsi Dongoran yang bertempat di Jalan Petumbukan Gg. Sejahtera Desa Jaharun B Kecamatan Galang, Deli Derdang.

b.    Waktu Penelitian
       Penelitian dilaksanakan mulai Agustus hingga selesai.

3.2. Alat dan Bahan
a. Alat-alat yang digunakan :
·                27  buah pot ukuran sedang/ Poly bag
·                Sendok semen untuk mengambil tanah
·                Gunting
·                Plastik
·                Benang untuk mengukur diameter
·                Cangkul
·                Jaring
·                Alat penyiram

b. Bahan :
·                Tanah subur
·                Biji/benih Kangkung darat
·                Air biasa
·                 Air vetsin
·                Air kelapa

3.3. Metode Penelitian
Dalam penelitian kali ini, kami menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan pertumbuhan Tanaman Kangkung darat. Pengambilan data berdasarkan jumlah daun yang diamati setelah 1 (satu) minggu setelah ditanam, tinggi batang yang diamati diminggu terakhir, diameter batang diamati di minggu terakhir dan lebar daun diamati minggu terakhir . Sumber yang kami gunakan adalah kajian jurnal “ Genotix and cytotoxic effects of food flavor enhancer, monosodium glutamat (MSG) using Allium cepa assay” dan Jurnal “ Effect of coconut water on growth of olive embryos cultured in vitro”. Penelitian dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dengan jumlah unit percobaan sebanyak 9 unit dan 3 kali ulangan percobaan.

3.4.  Variabel Penelitian
Penelitian ini kami menggunakan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada penelitian kami adalah Pemberian Air Kelapa dan Air Vetsin, sedangkan variabel terikatnya adalah Pertumbuhan Tanaman Kangkung darat yang dilihat berdasarkan jumlah daun, tinggi batang, diameter batang dan lebar daun pada tanaman tersebut .


3.5.  Langkah Kerja
1.             Ambil beberapa biji kangkung darat
2.             Letakkan di wadah yang berbeda
3.             Jemur biji-biji tersebut, minimal 1 hari
4.             Sementara biji disiapkan, ambil beberapa sendok tanah subur, sekiranya cukup     
              untuk 24 pot
5.             Letakkan tanah tersebut di atas plastic, kemudian pisahkan material-material yang tidak    berguna seperti batu-batu kecil, plastik, dll
6.             Setelah semua siap, masukkan tanah ke dalam pot (jangan terlalu penuh)
7.              Buat lubang dari permukaan tanah tersebut dengan menggunakan jari telunjuk
8.              Lalu masukkan biji kangkung darat di dalam lubang tersebut, dan tutup dengan tanah lagi
9.             Siram secara teratur 1X sehari selama 1 minggu, dilakukan penyiraman sore hari.
10.         Setelah 1 minggu, beri perlakuan dengan menyiram 1 pot Kangkung dengan gabungan air vetsin dengan jumlah konsentrasi sebanyak 0 gr/L, 4 gr/L dan 8 gr/L, dan air kelapa dengan jumlah konsentrasi sebanyak 0 ml, 80 ml, dan 120 ml
11.         3 hari setelah diberi perlakuan, ukur dan foto tanaman tersebut
12.         Pengukuran tersebut dilakukan 1 minggu sekali pengukuran

13.         Catat perkembangannya dalam tabel pengamatan

9 komentar:

  1. Assalamu'alaikum
    Kalau boleh tahu, bagaimana hasil penelitiannya?
    Apakah ada pengaruh pemberian air kelapa kepada tanaman?

    Terima kasih

    BalasHapus
  2. It's very good...thanks you so
    much

    BalasHapus
  3. Gimana hasilnya??
    Dosis berapa yg pas diberikan ke tanaman??

    BalasHapus
  4. Gimana hasilnya??
    Dosis berapa yg pas diberikan ke tanaman??

    BalasHapus
  5. Dosis air kelapa yang pas berapa????

    BalasHapus
  6. Dosis air kelapa yang pas berapa????

    BalasHapus